Tuesday, November 20, 2012

Contoh Upaya Kesehatan dalam Pelayanan Kebidanan


Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat.
Upaya Kesehatan yang dapat dilakukan dalam bidang kebidanan yaitu :

A.   UPAYA PROMOTIF

 Tujuan upaya promotif adalah agar masyarakat mampu meningkatkan status kesehatannya. Sasarannya adalah kelompok orang sehat. Contoh-contoh upaya promotif yang dapat dilakukan dalam pelayanan kebidanan adalah :
  • Melakukan penyuluhan untuk memberikan informasi pada ibu tentang pemenuhan dan peningkatan gizi bayi dan balita pada usianya.
  • Memberikan informasi tentang imunisasi pada ibu-ibu yang memiliki bayi, informasi tersebut meliputi manfaat, efek samping, jenis-jenis imunisasi dan akiba jika tidak dilakukan imunisasi pada bayi
  • Melakukan penyuluhan untuk memberikan informasi tentang pemantauan tumbuh kembang balita pada ibu-ibu yang memiliki balita.
  • Pemeriksaan kesehatan reproduksi pada usia pranikah untuk mengetahui keadaan organ reproduksinya.
  • Penyuluhan tentang kesehatan ibu hamil.
  • Penyuluhan tentang gizi pada ibu hamil karena selama kehamilan ibu mengalami peningkatan kebutuhan gizi dan ibu harus memenuhi gizi tersebut.
  • Pemberian informasi tentang tanda bahaya dalam kehamilan pada ibu hamil agar ibu hamil segera memeriksakan diri jika mengalami salah satu tanda tersebut.
  • Informasi tentang perawatan payudara pada ibu hamil sebagai persiapan untuk masa laktasi nantinya
  •   Informasi tentang persalinan dan kebutuhan selama persalinan
  •   Informasi tentang kebutuhan nifas seperti kebutuhan gizi, kebutuhan hygiene, perawatan bai, dan lain-lain
  • Informasi tentang diet yang tepat pada masa lansia
  •   Informasi tentang menopause  pada lansia
  • Informasi tentang pentingnya olahraga dan istirahat yang cukup pada masa lansia

B.   UPAYA PREVENTIF
 
Adalah upaya promosi kesehatan untuk mencegah terjadinya penyakit. Sasarannya adalah orang-orang yang beresiko tinggi. Contoh-contoh upaya kesehatan preventif dalam bidang kebidanan, antara lain :

  • Imunisasi terhadap bayi dan anak balita serta ibu hamil
  • Pemeriksaan kesehatan secara berkala ( balita, bumil, remaja, Lansia,dll ) melalui posyandu, puskesmas, maupun kunjungan rumah
  • Posyandu untuk penimbangan dan pemantauan kesehatan balita
  • Pemberian Vitamin A, Yodium melalui posyandu, puskesmas, maupun dirumah
  • Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui
  • Pemberian tablet Fe pada ibu hamil dan remaja agar terhindar dari anemia
  • Mobilisasi tubuh pada ibu hamil untuk mengatasi kekakuan dan melancarkan sirkulasi ibu
  • Pencegahan terjadinya komplikasi pada saat persalinan
  • Pencegahan komplikasi pada saat nifas
  • Pemeriksaan secara rutin dan berkala pada lansia
C.   UPAYA KURATIF 
Adalah upaya kesehatan untuk mencegah penyakit lebih parah melalui pengobatan. Sasarannya adalah kelompok orang sakit. Contoh-contoh upaya kuratif dalam pelayanan kebidanan :

  • Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis
  • Perawatan payudara yang mengalami masalah, seperti : mastitis dan bendungan ASI
  • Perawatan tali pusat terkendali pada bayi baru lahir
  • Perawatan bayi, balita dan anak sakit dirumah
  • Pemberian vitamin E yang merupakan upaya pengobatan penyakit tertentu
  • Pemeriksaan dan pengobatan yang tepat pada ibuhamil yang sakit
  • Melakukan rujukan bila diperlukan
  • Penatalaksanan dini terhadap komplikasi dalam kehamilan, misalnya pada ibu hamil dengan anemia bidan dapat memberikan tablet Fe sebagai penatalaksanaan dininya.
  • Pengobatan pada ibu nifas yang mengalami komplikasi seperti pengobtan ibu nifas yang mengalami infeksi.

D.   UPAYA REHABILITATIF

 Adalah upaya promosi kesehatan untuk memelihara dan memulihkan kondisiorang yan baru sembuh. Sasarannya adalah orang-orang yang baru sembuh dari sakitnya. Contoh-contoh upaya rehabilitatif yanf dapat dilakukan dalam pelayanan kebidanan antara lain adalah :
  • Pemuliahan keadaan pasca sakit pada bayi dan balita
  • Latihan fisik yang tepat, teratur dan rutin pada remaja pasca sakit sebagai usaha pemeliharaan kesehatan
  • Istirahat yang cukup dan pengaturan diet yang tepat pada ibu hamil pasca sakit
  • Mobilisasi dini pada ibu pasca bersalin sebagai pemulihan dengan cara ibu dapat mengubah posisi dan   berjalan-jalan sekurang-kurangnya 6 jam setelah melahirkan
  • Latihan fisik pada ibu pasca bersalin, seperti melakukan senam nifas atau senam kegel untuk membantu pemulihan alat kandungan ibu setelah melahirkan
  • Pemenuhan gizi pada ibu nifas

Wednesday, November 7, 2012

58 langkah APN

CHECKLIST
58 LANGKAH ASUHAN PERSALINAN NORMAL


I.    MENGENALI GEJALA DAN TANDA KALA DUA
1.    Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan Kala Dua
  •  Ibu merasa ada dorongan kuat dan meneran
  •  Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada rektum dan vagina
  •  Perineum tampak menonjol
  • Vulva dan sfingter ani membuka

II.    MENYIAPKAN PERTOLONGAN PERSALINAN
2.    Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan esensial untuk menolong persalinan dan menataksana komplikasi ibu dan bayi baru lahir. Untuk asfiksia    tempat datar dan keras, 2 kain dan 1 handuk bersih dan kering, lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm dari tubuh bayi
  • Menggelar kain di atas perut ibu dan tempat resusitasi serta ganjal bahu bayi
  • Menyiapkan oksitosin 10 unit dan alat suntik steril sekali pakai di dalam partus set
3.    Pakai celemek plastik
4.    Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang dipakai, cuci tangan dengan sabun dan air   bersih mengalir kemudian keringkan tangan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering
5.    Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan digunakan untuk periksa dalam
6.    Masukkan oksitosin ke dalam tabung suntik (gunakan tangan yang memakai sarung tangan DTT dan steril (pastikan tidak terjadi kontaminasi pada alat suntik)

III.    MEMASTIKAN PEMBUKAAN LENGKAP DAN KEADAAN JANIN BAIK
7.    Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati dari depan ke belakang dengan menggunakan kapas atau kasa yang dibasahi air DTT
  • Jika introitus vagina, perineum atau anus terkontaminasi tinja, bersihkan dengan seksama dari arah depan ke belakang
  • Buang kapas atau kasa pembersih (terkontaminasi) dalam wadah yang tersedia
  • Ganti sarung tangan jika terkontaminasi (dekontaminasi, lepaskan dan rendam dalam larutan klorin 0,5 %    langkah #9 )
8.    Lakukan periksa dalam untuk memastikan pembukaan lengkap
  •   Bila selaput ketuban dalam pecah dan pembukaan sudah lengkap maka lakukan amniotomi
9.    Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam larutan larutan klorin 0.5% kemudian lepaskan dan rendam dalam keaadaan terbalik dalam larutan 0,5% selama 10 menit. Cuci kedua tangan setelah sarung tangan dilepaskan
10.    Periksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi / saat relaksasi uterus untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (120-160x/menit)

IV.    MENYIAPKAN IBU DAN KELUARGA UNTUK MEMBANTU PROSES BIMBINGAN MENERAN
11.    Beritahukan bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik dan abntu ibu dalam menemukan posisi yang nyaman dan sesuai dengan keinginannya
  • Tunggu hingga timbul rasa ingin meneran, lanjutkan pemantauan kondisi dan kenyamanan ibu dan janin (ikuti pedoman penatalaksanaan fase aktif) dan dokumentasikan semua temuan yang ada
  • Jelaskan pada anggota keluarga tentang bagaimana peran mereka untuk mendukung dan memberi semangat pada ibu untuk meneran secara benar
12.    Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran. (bila ada rasa ingin meneran dan terjadi kontraksi yang kuat, bantu ibu ke posisi setengah duduk atau posisi lain yang diinginkan dan pastikan ibu merasa nyaman)
13.    Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ada dorongan kuat untuk meneran :
  • Bimbing ibu agar dapat meneran secara benar dan efektif
  • Dukung dan beri semangat pada saat meneran dan perbaiki cara meneran apabila caranya tidak sesuai
  • Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya (kecuali posisi berbaring terlentang dalam waktu yang lama)
  • Anjurkan ibu untuk ber istirahat di antara kontraksi
  • Anjurkan keluarga memberi dukungan dan semangat untuk ibu
  • Berikan cukup asupan cairan per-oral (minum)
  • Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai
  • Segera rujuk jika bayi belum atau tidak akan segera lahir setelah 120 menit (2 jam) meneran (primigravida) atau 60 menit (1 jam) meneran (multigravida)
14.    Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok, atau mengambil posisi yang nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit

V.    PERSIAPAN PERTOLONGAN KELAHIRAN BAYI
15.    Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm
16.    Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian di bawah bokong ibu
17.    Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan
18.    Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan

VI.    PERSIAPAN PERTOLONGAN KELAHIRAN BAYI
Lahirnya Kepala
19.    Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva maka lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain bersih dan kering. Tangan yang lain menahan kepala bayi untuk menahan posisi defleksi dan membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu untuk meneran perlahan atau bernapas cepat dan dangkal
20.    Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi, dan segera lanjutkan proses kelahiran bayi
  • Jika tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan lewat bagian atas kepala bayi
  • Jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat di dua tempat dan potong di antara dua klem tersebut
21.    Tunggu kepala nayi melakukan putaran paksi luar secara spontan

Lahirnya Bahu
22.    Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparental. Anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut gerakkan kepala ke arah bawah dan distal hingga bahu depan muncul di bawah arkus pubis dan kemudian gerakkan arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang
Lahirnya Badan dan Tungkai
23.    Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah ke arah perineum ibu untuk menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang lengan dan siku sebelah atas
24.    Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke punggung, bokong, tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki (masukkan telunjuk di antara kaki dan pegang masing-masing mata kaki dengan ibu jari dan jari-jari lainnya)




VII.    PENANGANAN BAYI BARU LAHIR
25.    Lakukan penilaian (selintas) :
a.    Apakah bayi menangis kuat dan/atau bernapas tanpa kesulitan?
b.    Apakah bayi bergerak dengan aktif?
Jika bayi tidak menangis, tidak bernapas atau megap-megap lakukan langkah resusitasi (lanjut ke langkah resusitasi pada asfiksia bayi baru lahir)
26.    Keringkan tubuh bayi
  • Keringkan bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk basah dengan handuk/kain yang kering. Biarkan bayi di atas perut ibu.
27.    Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus (hamil tunggal)
28.    Beritahu ibu bahwa dia akan disuntik oksitosin agar uterus berkontraksi baik
29.    Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin 10 unit IM (intramuskuler) di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikkan oksitosin)
30.    Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama.
31.    Pemotongan dan pengikatan tali pusat
  •  Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut bayi), dan lakukan pengguntingan tali pusat di antara 2 klem tersebut
  • Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi lainnya
  • Lepaskan klem dan masukkan dalam wadah yang telah disediakan
32.    Letakkan bayi agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi
Letakkan bayi tengkurap did ada ibu. Luruskan bahu bayi sehingga bayi menempel di dada/perut ibu. Usahakan kepala bayi berada di antara payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari puting payudara ibu
33.    Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di kepala bayi

VIII.    PENATALAKSANAAN AKTIF PERSALINAN KALA TIGA
34.    Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva
35.    Letakkan satu tangan di atas kain pada perut ibu, di tepi atas simfisis, utnuk mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali pusat
36.    Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah sambil tangan yang lain mendorong uterus ke arah belakang-atas (dorso-kranial) secara hati-hati (untuk mencegah inversio uteri). Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan tunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan ulangi prosedur di atas.
  • Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu, suami, atau anggota keluarga untuk melakukan stimulasi puting susu
Mengeluarkan Plasenta
37.    Lakukan penegangan dan dorongan dorso-kranial hingga plasenta terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian ke arah atas, mengikuti poros jalan lahir (tetap lakukan dorongan dorso-kranial)
  • jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak 5-10 cm dari vulva dan lahirkan plasenta
  • Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali pusat :
1.    Beri dosis ulangan oksitosin 10 unit IM
2.    Lakukan kateterisasi (aseptik) jika kandung kemih penuh
3.    Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan
4.    Ulangi penegangan tali pusat 15 menit berikutnya
5.    Jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit setelah bayi lahir atau bila terjadi perdarahan, segera lakukan plasenta manual
38.    Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan kedua tangan. Pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban terpilin kemudian lahirkan dan tempatkan plasenta pada wadah yang telah disediakan
  • Jika selaput ketuban robek, pakai sarung tangan DTT atau steril untuk melakukan eksplorasi sisa selaput kemudian gunakan jari-jari tangan atau klem DTT atau steril untuk mengeluarkan bagian selaput yang tertinggal
Rangsangan Taktil (Masase) Uterus
39.    Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase uterus, letakkan telapak tangan di fundus dan lakukan masase dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi (fundus teraba keras)
  •  Lakukan tindakan yang diperlukan jika uterus tidak berkontraksi setelah 15 detik masase

IX.    MENILAI PERDARAHAN
40.    Periksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun bayi dan pastikan selaput ketuban lengkap dan utuh. Masukkan plasenta ke dalam kantung plastik atau tempat khusus
41.    Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum. Lakukan penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan.
Bila ada robekan yang menimbulkan perdarahan aktif, segera lakukan penjahitan

X.    MELAKUKAN PROSEDUR PASCA PERSALINAN
42.    Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan pervaginam
43.    Biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling sedikit 1 jam.
  • Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi menyusu dini dalam waktu 30-60 menit. Menyusu pertama biasanya berlangsung sekitar 10-15 menit. Bayi cukup menyusu dari satu payudara
  • biarkan bayi berada di dada ibu selama 1 jam walaupun bayi sudah berhasil menyusu
44.    Setelah satu jam, lakukan penimbangan/pengukuran bayi, beri tetes mata antibiotik profilaksis, dan vitamin K1 1mg intramuskular di paha kiri anterolateral
45.    Setelah 1 jam pemberian vitamin K1 berikan suntikan imunisasi hepatitis B di paha kanan anterolateral
  •  Letakkan bayi di dalam jangkauan ibu agar sewaktu-waktu bisa disusukan
  •   Letakkan kembali bayi pada dada ibu bila bayi belum berhasil menyusu di dalam satu jam pertama dan biarkan sampai bayi berhasil menyusu
  • Evaluasi
46.    Lanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan pervaginam
  • 2-3 kali dalam 15 menit pertama pasca persalinan
  • Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pascapersalinan
  • Setiap 20-30 menit pada jam kedua pascapersalinan
  •  Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, melakukan asuhan yang sesuai untuk menatalaksana atonia uteri
47.    Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi
48.    Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah
49.    Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam pertama pascapersalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pascapersalinan
  • Memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap jam selama 2 jam pertama pascapersalinan
  • Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak normal
50.    Periksa kembali bayi untuk pastikan bahwa bayi bernafas dengan baik (40-60 kali/menit) serta suhu tubuh normal (36,5-37,5)

Kebersihan dan Keamanan
51.    Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah didekontaminasi
52.    Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai
53.    Bersihkan ibu dengan menggunakan air DTT. Bersihkan sisa cairan ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai pakaian yang bersih dan kering
54.    Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan ASI. Anjurkan keluarga untuk memberi ibu minuman dan makanan yang diinginkannya
55.    Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%
56.    Celupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%, balikkan bagian dalam ke luar dan rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit
57.    Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir
Dokumentasi
58.    Lengkapi partograf (halaman depan dan belakang) , periksa tanda vital dan asuhan kala IV

soal ASKEB III (ibu nifas)

  1. Hal yang paling mendasari terjadinya kesedihan yang dialami oleh ibu pada masa nifas adalah kematian bayi pasca persalinan. Di negara berkembang seperti Indonesia kebanyakan penyebab kematian bayi pasca persalinan adalah infeksi bakteri?
a.    Salmonella
b.    Streptococcus pneumonial
c.    Staphylococcus aereus
d.    Escherichia colli
e.    B. Streetococci

2.    Ketika ibu mengalami perasaan dan sensasi yang bertumpuk seperti kenangan masa persalinan, kejengkelan, perasaan was-was, getaran jiwa, perasaan tersebut biasanya terjadi pada ...
a.    Hari pertama pasca persalinan
b.    3 hari pasca persalinan
c.    Satu minggu pasca persalinan
d.    Hari ke 2 pasca persalinan
e.    2 minggu pasca persalinan

3.    Menurut Hamilton (2002) lingkup perawatan perineum adalah ...
1.    Mencegah kontaminasi dari rektum
2.    Menangani dengan lembut pada jaringan yang terkena trauma
3.    Bersihkan semua keluaran yang menjadi sumber bakteri dan bau.
4.    ?
Jawaban : A (1,2,3)

4.    Faktor yang mempengaruhi perawatan perineum adalah ...
a.    Gizi dan obat-obatan steroid
b.    Keturunan
c.    ?
d.    Budaya dan keyakinan
e.    BSTK

5.    Menurut joint Comitte on Maternal Welfare definisi demam nifas atau morbiditas pueperalis terjadi selama 2 hari 10 hari pertama pasca persalinan dengan kenaikan suhu ...
a.    > 38o C
b.    ≥ 38o C
c.    > 37o C
d.    ≥ 37o  C
e.    ≥ 37,5o C

6.    Berikut ini yang merupakan tanda-tanda vital pada perdarahan pasca persalinan (PPP) yang berlebihan adalah ...
a.    Kesadaran komposmentis, pucat, limbung, berkeringat dingin, sesak nafas, dan tensi <120 dan="dan" nadi="nadi">100/menit
b.    Kesadaran delirium, pucat, limbun, berkeringat dingin, sesak nafas, dan tensi <110 dan="dan" nadi="nadi">100/menit
c.    Kesadaran apatis, wajah tidak pucat, limbung, sesak nafas, dan tensi <120 dan="dan" nadi="nadi">120/menit
d.    Kesadaran somnolen, pucat, limbung, berkeringat dingin, sesak nafas, dan tensi <90 dan="dan" nadi="nadi">100/menit
e.    Kesadaran delirium, pucat, limbung, berkeringat dingin, sesak nafas, dan tensi <90 dan="dan" mmhg="mmhg" nadi="nadi">100/menit

7.    Berikut ini merupakan kontraindikasi dari early ambulation pada postpartum normal antara lain ...
a.    Penyakit jantung, lemah syahwat, paru
b.    Anemia hemoragik, jantung, demam
c.    Anemia megaloblastik, paru, diabetes melitus
d.    Anemia aplastik, diabetes melitus, lemah syahwat
e.    Penyakit jantung, paru, diabetes melitus.

8.    Latihan ambulasi merubah posisi dari telentang ke posisi miring kanan-kiri, bersandar pada ibu pospartum SC dapat dimulai pada ...
a.    Hari pertama PP
b.    Hari kedua PP
c.    Hari ketiga PP
d.    2 jam PP
e.    36 jam PP

9.    Hipertensi adalah salah satu penyebab kematian janin, hipertensi termasuk dalam faktor ...
a.    Faktor fetal
b.    Faktor maternal
c.    Faktor plasental
d.    Faktor genetik
e.    Faktor resiko

10.    Asuhan bidan yang diberikan kepada ibu dan keluarga yang kehilangan janinnya adalah ...
a.    KIA
b.    Memberikan dukungan material
c.    Mengosongkan kandung kemih
d.    Memberikan dukungan mental dan emosional
e.    Memberi asuhan IMD

11.    Kapankah volume darah pada ibu nifas kembali ke keadaan seperti sebelum hamil?
a.    Sebelum terjadi diuresis yang cepat akibat penurunan kadar estrogen
b.    Setelah terjadi diuresis yang meningkat akibat penurunan kadar estrogen
c.    Setelah  terjadi diuresis yang menignkat akibat penurunan kadar estrogen
d.    Setelah terjadi diuresis yang menurun akibat penurunan kadar estrogen
e.    Setelah terjadi diuresis yang menurun akibat penurunan kadar estrogen

12.    Apa yang menyebabkan ibu nifas kehilangan banyak darah ?
a.    Akibat dari penurunan volume darah total yang lambat tetapi terbatas
b.    Akibat dari peningkatan volume darah total yang lambat tetapi terbatas
c.    Akibat dari peningkatan volume darah total yang cepat tetapi terbatas
d.    Akibat dari penurunan volume darah total yang cepat tetapi terbatas
e.    Akibat dari penurunan volume darah total yang cepat tetapi tidak terbatas

13.    Volume perdarahan atau kehilangan darah yang terjadi pada masa postpartum dikatakan normal apabila ...
a.    Tidak lebih dari 500 cc
b.    Tidak kurang dari 500 cc
c.    Tidak ada pengeluaran darah sama sekali
d.    Menyebabkan perubahan TTV (tensi ,90 mmHg dan nadi >100x/menit)
e.    Terjadi terus menerus secara masif

14.    Terjadinya penurunan volume plasma dan meningkatkan sel darah pada waktu hamil akan dibentuk kembali setelah 3-7 hari pasca persalinan dipengaruhi oleh ...
a.    Peningkatan kadar estrogen
b.    Peningkatan kadar progesteron
c.    Peningkatan hematokrit dan hemoglobin
d.    Penyembuhan laserasi jalan lahir
e.    Terjadinya infeksi bakteri dan virus.

15.    Syarat senam nifas yaitu ...
a.    Dilakukan pada ibu dengan kelainan pada masa nifas
b.    Senam dilakukan setelah 6jam persalinan
c.    Dilakukan pada ibu dengan involusi uteri
d.    Senam dilakukan setelah 3jam persalinan
e.    Hanya dilakukan pada ibu yang mengalami nyeri pinggang

16.    Senam nifas adalah senam yang dilakukan pada saat seorang ibu menjalani masa nifas atau masa setelah persalinan. Pengertian tersebut menurut ...
a.    Ervinasby, 2008
b.    Reva Rubin, 2006
c.    Alisahbana, 2008
d.    Idamaryanti, 2009
e.    Manuaba, 2008

17.    Hal-hal di bawah ini yang tidak mempengaruhi seksual pada masa nifas adalah ...
a.    Pola makan
b.    Kelelahan
c.    Gangguan/ketidaknyamanan fisik
d.    Ketidakseimbangan hormon
e.    Kecemasan berlebihan

18.    Waktu yang baik untuk berhubungan seksual pada masa nifas adalah ...
a.    6 jam setelah persalinan
b.    6 hari setelah persalinan
c.    6 minggu setelah persalinan
d.    6 bulan setelah persalinan
e.    6 tahun setelah persalinan

19.    Fase yang dialami ibu nifas yang berlangsung 3-10 hari setelah melahirkan dimana ibu merasa khawatir akan ketidakmampuan dan rasa tanggung jawab dalam merawat bayinya disebut sebagai fase ...
a.    Fase taking in
b.    Fase taking hold
c.    Fase taking out
d.    Fase letting go
e.    Fase letting hold

20.    Perhatian, rasa kasih sayang, menghibur ibu saat sedih dan menemani ibu saat merasa kesepian merupakan hal-hal yang harus dipenuhi selama masa nifas dalam aspek ...
a.    Fisik
b.    Psikologi
c.    Sosial
d.    Psikososial
e.    Spiritual

21.    Pada keadaan tertentu dengan atau tanpa ketegangan yang berlebihan, seperti bayi besar atau hamil kembar, otot-otot dinding abdomen memisah disebut ...
a.    Distosia bahu
b.    Diastasis rekti abdominalis
c.    Atresia
d.    Hirsprung
e.    Afterpains

22.    Proses pemulihan tonus kandung kemih dengan cara mengosongkan kandung kemih secara adekuat berlangsung selama ... hari.
a.    1-2
b.    5-7
c.    3-4
d.    2-3
e.    8-9

23.    Hal-hal di bawah ini yang merupakan akibat dari ibu nifas kurang istirahat yaitu ...
a.    Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi
b.    Proses involusi uterus yang semakin cepat
c.    Mengurangi perdarahan
d.    Rasa mampu untuk merawat bayi dan dirinya sendiri
e.    Tidak adanya tanda-tanda depresi pada ibu nifas

24.    Salah satu upaya ibu untuk menyeimbangkan istirahat dan mengurus bayinya saat masa nifas, yaitu ...
a.    Bekerja sambil mengasuh bayinya
b.    Menyewa seorang baby sitter
c.    Tidur di saat bayinya menangis
d.    Tidur di saat bayinya tidur
e.    Tidur sambil menyusui bayi

25.    Berikut ini yang tidak termasuk penatalaksanaan konstipasi pada ibu nifas adalah ...
a.    Lakukan diet teratur
b.    Penuhi kebutuhan cairan
c.    Konsumsi makanan berserat
d.    Olahraga dan ambulasi
e.    Berikan oksitosin

26.    Kateterisasi boleh dilakukan pada ibu nifas dengan indikasi volume urin ...
a.    kurang dari 100 cc
b.    lebih dari 100 cc
c.    kurang dari 1000 cc
d.    lebih dari 110 cc
e.    lebih dari 1000 cc

27.    Hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar pituitari dimana pada saat nifas akan meningkat pada fase konsentrasi polikuler pada minggu ke-3 postpartum adalah ...
a.    LH dan FSH
b.    prolaktin
c.    estrogen
d.    progesteron
e.    oksitosin

28.    Berikut yang bukan merupakan pengaruh hormon oksitosin pada wanita nifas adalah ...
a.    bekerja terhadap otot uterus
b.    bekerja pada jaringan payudara
c.    merangsang terjadinya involusi uteri
d.    menyebabkan pemisahan plasenta
e.    merangsang pengeluaran ASI

welcome my new life :)

hay guys! :)
lama sekali tak jumpa yaaa, udah lama juga blog ini dibuat udah bertahun-tahun ya. hehe
perkenalkan saya putri, sekarang kebanyakan pada manggilnya 'puput' hehehee :)
dulu suka nyampah ya, sekarang pengen nulis tapi mau nulis apa bingung juga. kamu tau ngga apa itu arti sayang? suka? cinta? tak taulah. jujur sampe sekarang masih sulit tuh buat ngebedain semua hal itu. manusia, yaah manusia baik laki-laki maupun perempuan mereka punya fitrah, cinta, dari-Nya, jadi wajar kan. hanya saja perlakuan dan arti sikap dan kata tiap orang berbeda.
jujur, kesendirian ini lebih membuat saya berfikir tajam. dia yang sedang mendekat apakah sedang memikirkan kita? dan dia yang sedang menjauh, apakah sudah melupakan kita? I cant guess it.

aku cuma pengen tau, seberapa dalam sih kalian yang punya pacar menyayangi pasanganmu dan kekuatan kalian menopang dan menjaga hubungan itu?

aah jujur saya capek sekali membicarakan hal seperti ini. takdir-Nya itu tak pernah menyakiti. andai kita sadar dan selalu mensyukuri nikmat-Nya :)

Allah Maha Adil, Maha Tahu, dan dia entah siapa telah tertulis di atas sana, lauhul mahfudz , untuk kamu, kita.

ingat, takdir-Nya tak pernah menyakiti :)